Bermain di Alam secara Holistik

Kenangan masa kecil masih sering terbawa sampai dewasa. Teringat serunya main air di sungai sambil mencari siput liar, atau memanjat pohon, membuat rumah dari ranting kayu di kebun samping rumah, mencari buah murbei liar, dan lain sebagainya, rasanya seru sekali ya!



Alam memang memberikan ruang yang luas tak terbatas. Dari alam, banyak sekali hal yang bisa kita jadikan bahan belajar dan bermain. Akan tetapi belajar dan bermain di alam akan menjadi hal yang lewat begitu saja tanpa adanya makna ketika kita tidak melakukannya secara holistik. 
Ayah Bunda seringkali bingung ketika mengajak anak-anak bermain di luar ruangan, akhirnya membawa anak-anak bermain di playground. Ketika bermain di playground, anak-anak memang mendapatkan manfaat udara segar luar ruangan dan cahaya matahari, tetapi kesadaran anak-anak akan kehadiran alam bisa terdistraksi dengan permainan fisik di playground.

Bagi anak-anak, bermain adalah dunianya.

Segala aktivitas yang dia lakukan adalah bermain. Di sinilah peran orang tua yang bisa membawa kegiatan bermain menjadi lebih bermakna. Masih ingat kan tujuan anak bermain dan belajar di alam?

Tujuan bermain dan belajar di alam antara lain:

1. Menjadi hamba yang tunduk

Menyadari dengan penuh kesadaran tentang keberadaan alam, membuat kita dan anak-anak menyadari bahwa manusia hanyalah salah satu dari sekian banyak ciptaan Allah yang Maha Besar. Segala ciptaan Allah ini membentuk satu sistem. Dan tanpa adanya sistem di alam ini, kita sangatlah lemah.

2. Bertambahnya iman

Semakin sering anak diajak bermain di alam, anak akan semakin bertambah pengetahuannya akan ciptaan Allah. Semakin bertambah pengetahuannya, semakin timbul kekaguman pada kuasa Allah yang Maha Dahsyat, mulai dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi bertambah banyak, dan sebagainya. Dengan mengenal alam secara lebih dekat, maka bertambah pulalah keimanan kita kepada Sang Pencipta

3. Bertambah rasa syukur

Ultimate goal dari rasa syukur kita sebagai manusia adalah dengan menggunakan sumber daya sesuai keinginan Allah, menjaganya dan merawatnya. Bagaimana menggunakan sumber daya alam sesuai keinginan Allah? Menggunakannya dengan tidak melampaui batas. Rasulullah pernah mencontohkan dalam berhemat dalam menggunakan air yaitu dengan menggunakan 1 mud saja untuk berwudu. Ini salah satu contoh penggunaan air sesuai keinginan Allah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak berlebihan/ melampaui batas.

4. Memahami peran kita di alam

Segala ciptaan Allah ini membentuk satu sistem. Dan tanpa adanya sistem di alam ini, kita sangatlah lemah. Kita tidak bisa makan, minum, tidur, mandi, beribadah, dan lain sebagainya. Yuk coba kita bayangkan kalau ternyata sepanjang hari adalah siang! Pasti badan kita akan sangat capek karena tidak bisa tidur dengan nyenyak. Untuk tidur dengan nyenyak, tubuh kita memerlukan kondisi yang gelap karena hormon tidur (melatonin) hanya akan dikeluarkan tubuh ketika gelap saja. Atau ketika air di bumi semuanya menjadi air asin/air laut, tentu saja kita tidak bisa minum dan mandi. Padahal sekitar 97% air di bumi ini adalah air asin, sedangkan air tawar hanya sekitar 3%. Dan dari total air tawar di bumi, 69%nya dalam bentuk es di kutub, 30% lainnya berada di dalam tanah.

Baca Juga: Mengenal Kata Jangan dalam Parenting Islam

Pembelajaran Holistik


Belajar dan bermain di alam akan cukup dijadikan kurikulum pembelajaran anak jika dilakukan secara menyeluruh/ holistik. Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang tiga aspek pengetahuan dasar belajar melalui alam, yaitu dirinya, Tuhannya, dan alam. Dalam pendidikan secara holistik, tiga pengetahuan dasar ini diajarkan secara menyeluruh melalui keseharian.


Pembelajaran menyeluruh bisa dilakukan dalam bentuk interaksi seperti:


  1. Orang tua memberi contoh

  2. Melatih kebiasaan baik,

  3. Mendidik agar tahu benar dan salah baik dan buruk

  4. Menemani proses belajar

  5. Berbagi pengetahuan

  6. Menjadi teman diskusi agar anak paham akibat dari Tindakan atau keputusan yang diambilnya

  7. Mendorong/menyemangati anak ketika anak berbeda dari teman-temannya. Setiap hal yang dipelajari anak harusnya dapat menambah pengenalannya terhadap Allah sehingga menambah keimanan dan pengetahuannya. Pengetahuan itu menjadi ilmu yang diiringi oleh amal. Sebagai contoh ketika anak-anak mendapat pertanyaan: 


Apa yang kamu lakukan ketika melihat kulit pisang di depan pintu kelas?


  1. Mengambilnya dan memasukkannya di tempat sampah

  2. Melaporkan kepada guru/petugas kebersihan

  3. Mengambil dan membawanya pulang untuk dikomposkan

  4. Membiarkannya karena sudah ada petugas yang membersihkan


Pasti jawaban d tidak akan dipilih karena anak tahu itu bukan jawaban yang diinginkan guru/pembuat pertanyaan. Tapi jika hal itu benar-benar terjadi dan dipasang CCTV di depan kelas, berapa persen kira-kira anak yang akan melakukan jawaban a, b, c atau bahkan d? tentunya kita berharap agar anak-anak kita bisa mengamalkan ilmu yang sudah diketahuinya.

Lalu, bagaimana, sih, bermain di alam secara holistik itu?
Apa saja ragam aktivitasnya?
Baca di postingan selanjutnya, ya.



Salam,
Metanamama


Kontributor: Ing Ratri
Editor: Vivi Ermawati


Sumber inspirasi belajar di alam:

Materi webinar alam Bersama DK.Wardhani, 2020.

Kim Andrew. 2019. Exeploring Nature, Activity Book for Kids. Rockridge Press. Emeryville, California

free printable https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10153732156166216&type=3



Posting Komentar

0 Komentar