Mendidik Anak Terbiasa dengan Kalimat Thayyibah

Thayyibah merupakan kata dari bahasa arab yang memiliki arti baik, maka kalimat thayyibah bisa diartikan sebagai kalimat baik. Dalam islam kalimat thayyibah adalah kalimat yang selalu ada dalam zikir sehari-hari. Ada beberapa kalimat thayyibah yang mudah diingat, di antaranya adalah basmalah, ta’awudz, istirja’, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, halaqoh, istighfar, dan salam.

Anjuran mengucapkan kalimat thayyibah telah tertuang dalam Al-Qur’an yang artinya:


“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Kalimat thayyibah apabila diucapkan dalam kehidupan sehari-hari niscaya mampu melembutkan hati dan pendengaran. Maka tak heran apabila orang-orang yang lisannya selalu terjaga, ia juga mampu menerima setiap kondisi di dalam hidupnya. Karena kalimat thayyibah tak hanya terucap dalam lisan melainkan akan tercermin dalam akhlak dan perbuatan. Akhlak yang terpuji tentu diimbangi dengan lisan yang terbiasa mengagungkan kalimat thayyibah.


Sebagai orang tua, kalimat thayyibah tidak hanya dikenalkan pada anak-anak. Akan tetapi dipraktikkan sendiri terlebih dahulu terutama saat membersamai anak. Setidaknya anak memiliki contoh dan pengulangan yang sering karena orang tuanya terbiasa. Kondisi tersebut memungkinkan anak-anak untuk lebih cepat menerima dan menggunakan kalimat thayyibah dalam kehidupan sehari-hari.


Mengapa anak harus terbiasa dengan kalimat thayyibah?


Kalimat thayyibah merupakan kalimat yang mengandung doa. Kalimat thayyibah adalah upaya anak dalam meminta pertolongan dan perlindungan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Seperti tercantum dalam ta’awudz yang artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”. Begitu pun dengan “assalamu’alaikum” yang memiliki arti doa keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah Subhanahu wa ta’ala.


Kalimat thayyibah mengandung pujian yang baik karena senantiasa melibatkan Sang Pencipta saat mengucapkannya. Saat melihat sesuatu yang indah maka ucapkan “Masya Allah” atau “Subhanallah”. Karena kedua kalimat tersebut masih setara yaitu kalimat tahmid.


Istighfar -- “astaghfirullah” bisa menjadi pengingat saat anak lalai melakukan sesuatu. Selain itu, bisa diucapkan sebagai penenang kala marah menyelimuti. Bahkan saat sedih, kecewa, dan perasaan buruk lainnya bisa melunak hanya dengan mengucapkan istighfar. Istighfar bisa dibarengi dengan ucapan "laa hawla wala quwwata illa billah" yang artinya tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, agar anak selalu ingat apabila ada sesuatu yang belum sesuai dengan harapannya, Allah memiliki sesuatu yang lebih baik untuknya. Segala kesulitan dan kesedihan yang dirasakan hendaknya diperkuat dengan meminta pertolongan dari Allah.


Baca Juga: Bisakah Aku Mengganti Warna Mataku?


Kalimat thayyibah “Allahu Akbar” bisa diucapkan untuk mengagungkan Allah. Kalimat ini termasuk dalam takbir dan bergemuruh saat hari raya tiba. Walau kita sering mendengar kalimat takbir saat azan berkumandang setiap lima waktu dalam sehari, kalimat ini sebaiknya juga diucapkan saat berada dalam kondisi yang kurang baik, seperti saat terkena angin besar, hujan yang begitu lebat, atau bahkan saat melakukan perjalanan yang cukup menanjak. Tujuannya adalah agar selalu mengingat bahwa perkara yang besar di dunia ini atas izin Allah, tidak ada selain-Nya. Sehingga kita bisa melewati kondisi tersebut dengan tenang karena yakin Allah selalu membersamai.


Kalimat thayyibah yang tak kalah penting adalah kalimat tahlil “laa ilaaha illallah” yang artinya tiada Tuhan selain Allah. Kalimat tahlil sekaligus menegaskan tauhid, tentang ketuhanan. Kita sebagai muslim beriman kepada Allah dan hanya Allah yang patut disembah. Setiap muslim juga pasti berharap saat sakaratul maut bisa dengan lancar melafalkan kalimat tahlil tersebut. Karena hakikatnya manusia akan kembali pada Sang Pencipta, seperti kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun” yang artinya sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.


Begitu banyak manfaat yang didapat saat kalimat thayyibah sudah terbiasa dilafalkan. Anak-anak tidak begitu saja membiasakan diri kecuali telah dicontohkan oleh orang tua terlebih dahulu. Orang tua tidak selamanya dapat mengontrol dan mengawasi anak-anak. Perpisahan baik itu karena faktor anak yang telah dewasa dan mandiri maupun karena kematian yang tidak ada satu pun mengetahui waktu terjadinya. Oleh karena itu, bekal terbaik dari orang tua untuk anak-anaknya adalah kalimat thayyibah. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa menjaga lisan dengan kalimat thayyibah. Aamiin.


Salam,

Metanamama



Sumber : https://www.abiabiz.com/2020/06/kalimat-thayyibah.html



Kontributor: Syifa Achyar

Editor: Vivi Ermawati




Posting Komentar

0 Komentar